Ini terjadi setelah Israel membombardir lokasi pengungsian yang penuh dengan warga Gaza di Rafah pada Minggu malam, 26 Mei 2024, menyebabkan sedikitnya 40 orang tewas.
Video-video dari media Palestina menunjukkan api yang berkobar di kamp tersebut, dengan korban luka bakar parah dievakuasi dari lokasi pengeboman.
Gambar mengerikan jenazah bayi juga terlihat dijejerkan di lantai rumah sakit.
BACA JUGA:8 Potongan Gaji yang Pasti Dirasakan Karyawan Swasta, Duh Makin Numpuk Ya!
Rafah telah menjadi tempat perlindungan bagi jutaan pengungsi dari wilayah lain di Gaza yang mencoba menghindari serangan Israel.
Serangan itu menghantam sebuah kamp pengungsi di barat laut Rafah, yang telah ditetapkan sebagai zona aman kemanusiaan oleh pertahanan sipil Gaza dan otoritas Palestina.
Wanita dan anak-anak termasuk di antara korban tewas, dan beberapa orang lainnya terluka.
Gambar yang beredar di media sosial tidak hanya bertujuan untuk menyoroti apa yang terjadi di Gaza tetapi juga menunjukkan dukungan terhadap perjuangan Palestina.
BACA JUGA:Mood Swing Saat PMS? Ini Cara Efektif Mengatasinya
Semakin banyak orang yang membagikan postingan tersebut, semakin banyak perhatian yang tertuju pada situasi di Rafah.
Slogan "All Eyes on Rafah" mungkin berasal dari komentar Rik Peeperkorn, direktur Kantor Wilayah Pendudukan Palestina di Organisasi Kesehatan Dunia.
“Semua mata tertuju pada Rafah,” katanya pada Februari lalu pernyataan ini muncul setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memerintahkan evakuasi di kota tersebut menjelang serangan yang ia klaim sebagai upaya melawan benteng terakhir Hamas.
Organisasi seperti Save the Children, Oxfam, American for Justice in Palestine Action, Jewish Voice for Peace, dan Palestine Solidarity Campaign telah mengadopsi slogan ini dalam protes mereka di berbagai kota seperti Paris, London, New York, dan Los Angeles.