JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Kabar mengejutkan dimana seorang koruptor Syahrul Yasin Limpo mendadak menangis saat jalani sidang kasusnya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa SYL menjalani sidang akibat kasus korupsinya Pemerasan Anak Buah Rp 44,6 Miliar.
Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dituntut hukuman 12 tahun penjara.
BACA JUGA:Viral Pensiunan Guru TK Diminta Kembalikan Gaji Sebesar Rp75 Juta, Kok Bisa?
Jaksa meyakini SYL terbukti bersalah telah melakukan pemerasan terhadap anak buahnya di Kementerian Pertanian (Kementan).
Hari ini SYL menjalani sidang di engadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada hari inimerasa tak masuk akal jika dirinya didakwa melakukan korupsi.
Menurut SYL jika dirinya ingin lakukan korupsi tentu saja sudah dilakukan sejak awal dirinya menjabat di daerah, bukan saat ia menjabat sebagai menteri.
Sebagai informasi, sebelum menjadi menteri di pemerintahan Presiden Jokowi, SYL pernah menduduki jabatan Bupati Kabupaten Gowa periode 1994-2002, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan periode 2003-2008, dan Gubernur Sulawesi Selatan periode 2008-2018.
BACA JUGA:Promo Alfamart 'Serba Gratis' Periode 1-15 Juli 2024, Banyak Promo Beli 2 Gratis 1!
SYL mengatakan jika dirinya berniat korupsi dari awal tentu saja dirinya sudah sangat kaya hingga saat ini.
Namun, hal itu berbeda dengan kondisinya saat ini dirinya masih alami rumah kebanjiran.
"Rumah saya kalau banjir masih kebanjiran Bapak, yang di Makassar itu. Saya tinggal di BTN. Saya tidak biasa disogok-sogok orang. Tunjukkan, saya tidak pernah," Ucapnya sambil tersedu nangis di proses sidang.
Terkait uang yang diterimanya selama menjabat sebagai menteri, SYL menyebut uang itu adalah honor dan uang perjalanan dinas, yang selalu ditanyakan ke Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) periode 2021–2023 Kasdi Subagyono dan mantan ajudan SYL, Panji Harjanto.
BACA JUGA:Promo Alfamart 'Coffee Fair' 1-15 Juli 2024, Cocok Jadi Teman Nonton Bola!
"Keduanya selalu menjawab bahwa biaya tersebut semuanya sudah sesuai aturan dan kata-kata khas yang selalu saya ingat mereka bilang ini sudah dipertanggungjawabkan, sudah menjadi hak menteri," ujarnya.