JAKARTA, SEMARAKNEWS.CO.ID - Senyawa pada potongan plastik mikroskopis kabarnya telah ditemukan dalam air kemasan dengan konsentrasi 10 hingga 100 kali lebih banyak dari perkiraan sebelumnya.
Para peneliti dari Universitas Columbia dan Universitas Rutgers menemukan sekitar 240 ribu pecahan plastik yang terdeteksi dalam satu liter air kemasan.
Studi ini dipublikasikan Senin di Proceedings of the National Academy of Sciences.
Sekitar 10 persen partikel plastik yang terdeteksi adalah mikroplastik, dan 90% lainnya adalah nanoplastik.
BACA JUGA:UNIK! Penelitian Sebut Induk Penguin Ternyata Tidur Siang Lebih dari 10 Ribu Kali per Hari
Dilansir dari laman npr.org, mikroplastik berukuran antara 5 milimeter hingga 1 mikrometer; nanoplastik adalah partikel yang berukuran kurang dari 1 mikrometer.
Sebagai konteks, rambut manusia memiliki ketebalan sekitar 70 mikrometer.
Mikroplastik telah ditemukan di paru-paru, kotoran, darah, plasenta, dan tempat-tempat lain.
Sebuah studi tahun 2018 menemukan rata-rata 325 keping mikroplastik dalam satu liter air kemasan.
BACA JUGA:Penelitian Terbaru Ungkap Cuaca Musim Dingin Bisa Sebabkan Manusia Hilang Ingatan Sementara
Nanoplastik bahkan bisa lebih berbahaya daripada mikroplastik karena ketika berada di dalam tubuh manusia.
“Semakin kecil ukurannya, semakin mudah untuk salah diidentifikasi sebagai komponen alami sel,” kata profesor kimia di Universitas Columbia dan salah satu peneliti di bidang tersebut. dari rekan penulis studi tersebut, Wei Min.
Air Kemasan Lebih Berbahaya?-Viktor217-Freepik
Para peneliti menggunakan teknologi yang melibatkan dua laser yang disebut mikroskop hamburan Raman terstimulasi (SRS) untuk mendeteksi partikel dan menggunakan pembelajaran mesin untuk mengidentifikasinya.
Mereka mencari tujuh jenis plastik yang umum menggunakan sistem ini: poliamida 66, polipropilen, polietilen, polimetil metakrilat, polivinil klorida, polistiren, dan polietilen tereftalat.