AVID menyebut Iran memacu program nuklirnya selama era pandemi Covid-19.
Perangkat pengayaan uranium Iran bisa dipakai untuk mencapai aras pengayaan 90 persen.
Iran terus menambah mesin untuk pengayaan uranium.
Dengan demikian, pengayaan bisa dilakukan dalam jumlah banyak, cepat, dan mencapai aras tinggi.
BACA JUGA:Wajib Tahu! Berapa Budget Buat Nonton Coachella? Yuk Cek
Sementara BfD menyebut, penambahan mesin-mesin itu terutama dilakukan selama 2022.
Iran terus membeli aneka alat dan perangkat pengayaan dari berbagai sumber.
Teheran, menurut BfD, juga memacu pengadaan bahan baku untuk produksi perangkat peluncur bom nuklirnya.
Ada pun lembaga intelijen Denmark, PET, menyebut Iran mencoba membeli sejumlah perangkat dan bahan baku itu dari Denmark.
BACA JUGA:Metalheads Merapat! Pre-sale Tickets for Hammersonic Festival 2024 Still Available!
Pembelian dilakukan melalui perantara. Sebagian transaksi itu bisa digagalkan Denmark.
Peneliti Israeli Defense Security Forum Yossi Kuperwasser menyebut, Iran mustahil meninggalkan ambisi senjata nuklirnya.
“Iran terus memacu nuklirnya karena sanksi AS dan Eropa tidak cukup menakutkan,” kata pensiunan jenderal pada direktorat intelijen militer Israel itu.
Sanksi
Iran pernah setuju membatasi pengayaan uranium dengan aras maksimum 3,67 persen.
BACA JUGA:Dewi Fortuna Berpihak, 3 Shio yang Akan Beruntung Minggu, 14 April 2024