AWAS! Peneliti Temukan Ada Sejumlah Besar Partikel Plastik dalam Air Kemasan
Peneliti Temukan Ada Sejumlah Besar Partikel Plastik dalam Air Kemasan-rawpixel.com-Freepik
Mereka mencari tujuh jenis plastik yang umum menggunakan sistem ini: poliamida 66, polipropilen, polietilen, polimetil metakrilat, polivinil klorida, polistiren, dan polietilen tereftalat.
BACA JUGA:Mau Turunkan Tekanan Darah? Peneliti Sarankan Jangan Konsumsi Makanan Ini Terlalu Banyak
Mereka menguji tiga merek air minum kemasan; mereka tidak mengidentifikasi mereknya.
Partikel yang dapat mereka identifikasi hanya berjumlah 10% dari total partikel yang mereka temukan.
Sisanya bisa berupa mineral, atau jenis plastik lain, atau bahan lainnya, kata Beizhan Yan, profesor riset di Lamont-Doherty Earth Observatory di Universitas Columbia dan rekan penulis dalam penelitian ini.
Asosiasi Air Minum Dalam Kemasan Internasional, sebuah kelompok industri yang mewakili perusahaan pembotolan dan distributor air di Amerika dan internasional, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka memiliki “pemberitahuan dan waktu yang sangat terbatas” untuk meninjau penelitian tersebut.
BACA JUGA:Serbu! Promo Spesial Janji Jiwa di Bulan Januari 2024: Beli Toast, Dapat 2 Minuman Gratis
Akan tetapi kelompok tersebut mengatakan metode deteksi baru “perlu ditinjau sepenuhnya oleh komunitas ilmiah dan lebih banyak penelitian perlu dilakukan untuk mengembangkan metode standar untuk mengukur dan mengukur nanoplastik di lingkungan kita.”
"Tidak ada konsensus ilmiah mengenai potensi dampak kesehatan dari partikel nano dan mikroplastik," terang asosiasi tersebut.
"Laporan media tentang partikel-partikel ini dalam air minum tidak lebih dari sekadar menakut-nakuti konsumen." sambungnya.
Para peneliti berhipotesis bahwa beberapa plastik dalam air kemasan bisa saja terlepas dari, ironisnya, plastik yang digunakan dalam berbagai jenis filter air.
BACA JUGA:7 Tips Mewujudkan Impian di Tahun 2024: Strategi Ampuh yang Harus Kamu Coba!
Phoebe Stapleton, rekan penulis studi lainnya yang merupakan profesor farmakologi dan toksikologi di Universitas Rutgers, mengatakan para peneliti telah mengetahui bahwa nanoplastik ada di dalam air.
"Tetapi jika Anda tidak dapat mengukurnya atau tidak dapat memvisualisasikannya, sulit untuk percaya bahwa mereka benar-benar ada,” katanya.
Pentingnya penelitian kelompok mereka adalah bahwa penelitian ini kini "mengungkapkan hal tersebut, dan tidak hanya menyediakan gambar yang dihasilkan komputer, tapi juga memungkinkan dilakukannya kuantifikasi dan yang lebih penting lagi, sifat kimia dari kuantifikasi tersebut," kata Stapleton.
Temukan konten semaraknews.co.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-